Jumat, 22 Juni 2012

Kecemasan Manusia


Sifat manusia seperti pengaturan grafik audio  (ada yang naik ada yang turun) bila diaplikasikan ke manusia , ada kecemasan, logis,kepasrahan,  impulsive, pembuktian, dendam dan seterusnya. Ada manusia yang tingkat logisnya tinggi, namun kecemasannya rendah, impulsivenya sedang, pembuktiannya tinggi, dendamnya tinggi. Setiap manusia memiliki ketidak stabilan emosi, dan hampir bisa dibilang jarang ada yang memiliki kesamaan. Disinilah rumitnya manusia (Seperti Aristoteles mengatakan "Manusia dengan segala sifatnya, memiliki kerumitan yang sama dengan alam semesta").

Disinilah kita sebagai manusia yang memiliki kehendak untuk mengatur kemauannya, kemampuan untuk mengontrol dirinya untuk berusaha menyeimbangkan segala sifat -sifat tersebut ( walaupun tak mungkin bisa sempurna )

KECEMASAN

Kecemasan adalah sifat yang berasal dari genetika atau berasal dari traumatik yang berulang-ulang sehingga menimbulkan rasa kecemasan tersebut, yang bermula dari kekhawatiran dan berakhir dengan depresi.

Sifat cemas yang tak bisa terkontrol, maka sifat tersebut bisa berjalan liar, karena prinsip tingkat kecemasan adalah mengkhawatirkan yang belum terjadi, namun prinsip bahwa tidak ada sikap yang buruk atau yang baik ( semua sikap bila berlebihan akan menjadi buruk ), begitu juga dengan kecemasan, bila kita bisa mengontrolnya dan menjadikannya positif, maka kita bisa mengasahnya jadi serba mawas diri, insting yang tinggi, multi tasking yang diatas rata-rata dan cepat menyerap segala informasi.

BAGAIMANA CARA MENGONTROLNYA?

a. meningkatkan sikap baru :
Dengan meningkatkan sifat kepasrahan/ ketenangan, impulsife (melakukan tindakan tanpa banyak pertimbangan), hal yang perlu dilatih (hal yang tak sulit untuk melatih pada orang yang menginjak tahap kedewasaan).

b. pengalihan kecemasan:
Prinsipnya tak bisa diredam, karena seperti membuat bendungan yang suatu saat bisa retak, maka untuk mengontrolnya dengan cara menjalankan kegiatan yang lebih besar dari tingkat kecemasan tersebut. Sebuah analogi, bila awalnya orang yang cemas akan hal-hal kecil, namun saat melakukan kegiatan sosial dimana banyak orang yang bergatung dari pemikiran kita, maka tingkat kecemasan kita akan berevolusi menjadi multi tasking yang tinggi, sehingga tanpa disadari hal-hal kecil yang sebelumnya dicemaskan akan menjadi hal yang tak perlu lagi dicemaskan.

c. imaginer vs anti-imaginer :
Orang yang memiliki tingkat cemas memiliki tingkat imaginasi yang tinggi, maka untuk membendungnya, kita juga bisa membuat anti dari imaginer tersebut. Sebuah analogi : bila kita membayangkan otak kita adalah sebuah perpustakaan, maka semakin menerima buku baru ( informasi ) , maka buku-buku yang lama harus dibuang atau disimpan digudang perpustakaan. Dengan imaginer tersebut, maka trauma-trauma yang pernah kita miliki bisa kita simpan dalam bagian otak kita yang terjauh, sedangkan bila terus kita pajang dan selalu kita ulang-ulang membacanya, maka kita tak akan bisa terlepas dari trauma-trauma tersebut.

d. biasakan menahan apa yang ada dipikiran:
Biasanya orang yang memiliki tingkat kecemasan sering tak bisa menahan apa yang ada dipikirannya, dimana saat diutarakan malah akan semakin memikirkannya ( ini yang membuat orang cemas memiliki kecendrungan susah tidur ),maka biasakan bila ada sesuatu yang mau diutarakan..tahan sejenak, berusaha untuk tak mengutarakannya pada lawan bicara (yang tak memahami kekhawatiran kita ) usahakan untuk menenangkan diri, namun dengan cara dipendam sangat jauh lebih buruk, solusinya adalah melampiaskan dengan menulis  artikel, prosa, puisi, atau bahkan buku novel) sehingga imaginasi kita bisa kita salurkan kepada hal yang membuat kita menguras pikiran dan otomatis tingkat kecemasan akan terlupakan. Kita akan focus oleh kegiatan kita, sehingga meramunya menjadi tindakan yang positif. Hal yang mudah dilakukan mengingat orang yang memiliki tingkat kecemasan tinggi juga memiliki sikap multi tasking yang tinggi pula.

2. Apa yang bisa kita lakukan atau manfaatkan dari tingkat kecemasan?

Selain memiliki tingkat multi tasking yang tinggi, sikap kecemasan bisa diarahkan menjadi memiliki kemampuan menganalisa dengan tingkat akurat yang tinggi. Maka orang yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi biasanya tidak bisa melakukan pekerjaan yang rutinitas, mereka adalah penggagas.. kemampuan imaginer yang bisa menjadi kemampuan untuk visioner ( tentu hal ini bisa kita lakukan, bila kita bisa meningkatkan sikap ketenangan yang sama ) sehingga analisa tersebut karena memakai pikiran yang belum dipikirkan oleh orang lain, bukan berdasarkan prejudisme atau sinisme.

3. Pengaruh dari situasional

Orang yang memiliki tingkat kecemasan tinggi, umumnya sangat situasional, mereka memiliki kekhawatiran yang tinggi terhadap apa yang dilakukan saat ini dan bagaimana besok, satu bulan atau satu tahun kedepan? sehingga membuatnya tak berani untuk melangkah. Maka sikap impulsifmesangat berpengaruh dalam hal ini. melakuakan tindakan tanpa pertimbangan, cuek, yang terjadi terjadilah, sehingga dari nilai negatif yang ada pada sikap impulsifme, bisa kita ambil sisi positifnya: " berani melangkah , cepat membuat keputusan " . Tentu sikap cemas juga memiliki sikap tanggung jawab yang tinggi, namun karena buram dengan kekhawatiran yang akhirnya tidak mampu menempatkan yang mana prioritas (skala prioritas).

Maka, prinsip " yang terjadi maka terjadilah " harus dijalani oleh orang yang berusaha untuk mengontrol tingkat kecemasan, karena bagaimanapun juga hal yang belum terjadi memang belum terjadi, memiliki tingkat 50 gagal - 50 berhasil, nah disinilah melatih diri kita untuk berpikiran positif, dengan memilih kemungkinan 50% keberhasilan (permainan asumsi).

Bagaimanapun juga kecemasan harus bisa kita kontrol, karena akan membahayakan psikologis kita, namun tidak juga artinya kita hilangkan, mengingat sikap kecemasan juga bila kita mampu mengontrolnya memiliki begitu banyak kelebihan.

Maka know thy self, kenalilah dirimu sendiri. Tenangkan sikap luarmu juga tenangkan isi hatimu, disinilah kekuatan diri seorang manusia yang memiliki kehendak untuk membuat jalan hidupnya (positif atau negatif).

Yesterday is history, tommorow is mystery, but today is a gift.. thats why we call it  "present"

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar